Bermula dari membaca postingan tentang ajaran Sang Buddha khususnya meditasi vipassanā, Yanti seorang penganut agama Katolik akhirnya tertarik untuk mengetahui secara langsung ajaran dari Sang Buddha. Ia bertanya pada salah satu temannya dan diberitahu bahwa inti ajaran Sang Buddha adalah dāna, sīla, dan meditasi. Lalu di awalnya ia diajak untuk mencoba meditasi ānāpānasati / pernapasan tetapi mendapatkan kendala susah fokus pada napas bahkan hanya dalam waktu 3 menit sehingga tidak bisa bermeditasi sama sekali. Kemudian ia disarankan lagi oleh teman yang sama untuk bertemu dengan Y.M. Bhikkhu Gunasiri.
Setelah ikut One Day Mindfulness (ODM) yang dibimbing langsung oleh Y.M. Bhikkhu Gunasiri untuk pertama kalinya, ia jadi penasaran dengan meditasi vipassanā. Dari sana akhirnya ia mendaftar untuk ikut retret meditasi di Sukhesikarama Mindfulness Forest pada bulan Juni 2015 dan justru semakin tertarik untuk melakukan meditasi, karena sewaktu retret tersebut ia dapat sembuh dari flu dan batuk tanpa minum obat, hanya dengan meditasi. Selain itu sejak dulu tangan kanannya selalu mati rasa, tapi setelah meditasi berdiri selama 3 jam untuk beberapa kali di bawah ketiaknya muncul semacam memar dan tangannya menjadi ringan dan tidak terlalu mati rasa lagi. Dari berbagai pengalaman langsung tersebut, akhirnya ia mulai aktif bermeditasi mengikuti One Day Mindfulness (ODM) minimal 2x sebulan dan juga rutin meditasi tiap hari.
Meditasi vipassanā ini juga memberi manfaat yang banyak bagi kualitas mentalnya. Sekarang ia dapat lebih menerima keadaan, tidak emosi apalagi marah-marah ketika menghadapi hal-hal yang tidak menyenangkan, dan menjadi lebih perhatian kepada orang lain. Sebenarnya sejak sebelum bermeditasi ia sedang mencari jati diri dengan mempelajari berbagai ajaran yang dapat membuat dirinya menjadi lebih baik, tentunya tidak terikat soal agama.
Lihat video ini sekarang:
Tekan di sini untuk melihat sharing pengalaman para yogi lainnya.
コメント