Sebelum sampai di Sukhesikarama Mindfulness Forest, karena pemandangan di sana bagus Indri berpikir bahwa ia dapat refreshing melihat pemandangan yang indah sekaligus bermeditasi dengan nuansa hutan. Tapi kenyataannya memang itu bukanlah tujuan dari meditasi vipassanā.
Sempat muncul keraguan untuk mengikuti retret meditasi 10 hari karena merasa bahwa dirinya mungkin tidak akan mampu melewati kegiatan ini. Untungnya dengan berbekal kenekatan ia memutuskan untuk ikut. Justru setelah melewatinya ia merasa sangat suka sekali dengan apa yang telah ia lakukan.
Sejak dulu ia takut untuk berdiri lama karena bahkan di waktu masih kecil dan melaksanakan upacara bendera ia selalu pusing. Dalam pikirannya sudah tertanam sugesti bahwa ia memiliki tekanan darah rendah dan muncullah ketakutan untuk melakukan meditasi berdiri. Namun dengan bimbingan dan cara-cara mengatasi hambatan dari Y.M. Bhikkhu Gunasiri, ia dapat meditasi berdiri selama 1 jam. Bahkan di hari berikutnya ia dapat meditasi berdiri selama 2 jam. Lalu di hari berikutnya lagi ia dapat meditasi berdiri selama 4 jam.
Banyak hal-hal positif yang ia dapat dari meditasi ini. Menurutnya semua orang perlu mengenal rasa sakit, karena untuk mengamati rasa sakit dari muncul, berlangsung, hingga lenyap membutuhkan kesabaran yang tinggi. Dari situ ia akhirnya merasa bahwa sabar adalah sesuatu yang sangat berharga dan merupakan modal dasar dalam menghadapi segala sesuatu dalam hidup. Sekaligus dengan pengamatan rasa sakit itu muncul cinta kasih di dalam diri terutama setelah ia merenung bahwa rasa sakit itu memang sakit, maka jangan sampai kita memberi rasa sakit ke makhluk lain, apalagi diri sendiri.
Lihat video ini sekarang:
Tekan di sini untuk melihat sharing pengalaman para yogi lainnya.
Comments